
Berjuang di Parpol Itu Berat
Opini Oleh : Hadi Mardiansyah
Kalian aktivis ingin gabung parpol? Saran saya jangan. Berjuang di parpol itu berat, kalian tidak akan sanggup.
Sebagai seorang Mahasiswa tentu kalian bangga dengan ungkapan, “Idealisme yang murni itu hanya ada pada seorang Mahasiswa”. Tetapi Apa iya seperti itu?, hmmmm,, anggap saja iya.
Saya akan ceritakan pengalaman tentang beratnya aktivis ketika bergabung dengan partai politik. Sehingga paling tidak kalian berpikir dua kali sebelum bergabung ke partai politik.
Saat Ngopi
Ritual wajib sebagian besar aktivis adalah ngopi. Saat ngopi sesama aktivis, foto, lalu masukkan ke medsos, tambah dengan quote yang keren serta “menggelegar”. Terlihat keren bukan?.
Baca : BUMDes se Inhil sudah berdiri, lalu selanjutnya bagaimana pak Bupati?
Sayangnya semua itu tidak bisa kalian lakukan ketika sudah berpartai. Seorang aktivis (yang sudah berparpol) ketika duduk ngopi dengan junior adalah hal yang tabu dan berbahaya. Kalian akan terlihat kotor, najis, dan dianggap ada kepentingan.
Bahkan, jika kalian duduk ngopi dengan aktivis saat momen-momen tertentu seperti “musim demonstrasi”, kalian akan tercurigai sebagai dalang demonstrasi. Kalimat yang sering keluar adalah kalian “menunggangi demonstrasi mahasiswa“.
Menyakitkan bukan?. Sungguh menyakitkan, tak perduli teman yang kalian ajak ngopi adalah junior satu organisasi, kalian tetap terlihat seperti “penunggang aksi mahasiswa”.
Baca : Menurut Anda, Apa Keberhasilan Bupati Inhil?
Saat Mengadakan Kegiatan
Saya tidak bisa bayangkan, ketika kalian masih mahasiswa, dalam berkegiatan sering mengajukan proposal kesana-kemari. Saat kalian sudah berparpol, itu tidak mungkin kalian lakukan. Buat proposal untuk kegiatan saat sudah menjadi anggota partai politik itu akan melanggar norma yang berlaku.
Perusahaan, Pemerintah, Lembaga swasta, dan individu (Dewan) yang biasanya kalian jadikan target proposal akan tertawa termehek-mehek. Apa lagi jika proposal kegiatan dengan bendera parpol kalian, itu tidak mungkin.
Nah, makanya sebelum masuk parpol kalian harus terlatih dulu mencari pendanaan sendiri saat akan berkegiatan. Tapi jangan mencuri ya, saya tidak menyarankan itu.
Merubah Mindset Tentang Kegiatan
Jadi, ada perbedaan mindset tentang kegiatan saat menjadi aktivis dan ketika kalian sudah berparpol. Idealnya, parpol bukan tempatnya untuk berkegiatan sebanyak-banyaknya. Tapi kalian dituntut untuk berfikir keras, dan yang terpenting adalah, berbuat untuk rakyat, turun ke rakyat, chek apa masalah rakyat lalu carikan solusinya.
Baca : Indra Muchlik Pantas Menyandang Gelar Bapak Pendidikan
Berat bukan?, PASTI BERAT. Karena tugas satu dosen saja kalian berat menyelesaikannya, bahkan seringnya kalian gunakan jurus “andalan” (copy-paste), bagaimana harus memikirkan persoalan rakyat. hehe.
Menahan Rindu Orasi (Demonstrasi)
Kalian hebat orasi?, kalau iya, maka lebih baik kubur dalam-dalam bakat itu!. saat menjadi aktivis (mahasiswa), mungkin demonstrasi adalah ritual wajib yang kalian nikmati. Kalian bisa teriak dan mengkritik pemerintah dengan demonstrasi, akan tetapi, itu semua tidak mungkin dilakukan ketika sudah berpartai. Jangankan demo, duduk ngopi sama demonstran saja kalian tercuriga sebagai dalang. haha, berat bukan?.
Nah, bagaimana? ada niat untuk gabung Parpol? Lebih baik Jangan, karena gabung parpol itu berat, kalian tidak akan sanggup. Biar yang sanggup saja…
Saya sebenarnya berharap kalian ikut berjuang melalui partai politik. Karena sesungguhnya kelangkaan aktivis di parpol adalah penyebab utama politik kita miskin ide dan “lemah sahwat”. Akan tetapi, semua harapan itu sirna ketika faktanya saya melihat kalian lembe, letoi, lemah seperti kambing termakan pilsiba. Begitulah Kura-Kura..
2 thoughts on “Berjuang di Parpol Itu Berat, Kalian Tak Akan Sanggup”